Rabu, 12 Desember 2012

MENGATASI MASALAH DENGAN BERTAUHI

Hiruk-pikuk kehidupan manusia dengan segala aktifitasnya terus berjalan tak henti-hentinya sampai datangnya yaumul qiyamah. Dari waktu kewaktu, hari berganti pekan, pekan berganti bulan, dan bulan berganti tahun terus bergulir tanpa henti.Sehingga banyak menimbulkan berbagia hambatan yang melahirkan berbagai macam problematika kehidupan dan permasalahan bagi manusia dipermukaan bumi ini. Sehingga menimbulkan ketidak tenangan hati dan jiwa mereka, dada mereka terasa sempit, seakan-akan keberadaan mereka dipermukan bumi ini dipenuhi dengan berbagai masalah tanpa solusi.
Karena itulah kelapangan dada dan ketenangan hati merupan salah satu nikmat besar dan merupakan dambaan bagi setiap insan, baik itu seorang kafir ataupun muslim. Walaupun mereka mengetahui bahwasannya kehidupan mereka dipermukaan bumi ini hanya sementara, akan tetapi mereka menginginkan ketenangan,ketentraman, dan kenyamanan hidup.
Sungguh dalam agama Islam ini telah jauh-jauh hari menerangkan melalui Nabi yang mulia Rosulullah Salallahu ‘alaihi wa salam tentang kiat-kiat meraih ketenangan, kelapangan, dan ketentraman jiwa. Baik yang beliau sampaikan melalui lisanNya yang mulia ataupun dari perilaku beliau.
Seorang yang bertauhid secara benar maka akan mudah mendapatkan kebaikan didunia dan akherat, akan teratasi permasalahan dunia dan akheratnya, mendapatkan ketenangan jiwa, dan kelapangan dada. Mengapa bisa demikian? Karena Ia meyakini dengan sepenuh hati tentang keberadaannya didunia ini, yaitu hanya semata-mata beribadah kebadaNya dan mecari ridhoNya.Perasaan hati dan keyakinan seperti itu bisa kita raih apabila kita memiliki tauhid yang benar, yang tak tercampuri didalamnya kesyirikan,baik itu syirik besar atau syirik kecil. Seorang yang memiliki Tauhid secara benar maka ia telah ber-Aqidah secara baik.
Ketenangan jiwa dan ketentraman hati merupakan efek baik dari Aqidah yang baik. Seorang yang ber-Aqidah baik akan berpotensi melakukan kebaikan sehingga ia selalu termotivasi untuk melakukan kebaikan yang banyak. Kebaikan seseorang yang ia lakukan dengan hati yang tulus, ikhlas, mencari ridho Allah, maka akan mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hati. Mengapa bisa demikian? Karena ia yakin perbuatan yang ia lakukan itu benar, benar disisi Allah dan manusia. Beda halnya dengan seseorang yang berbuat kejelekan maka akan selalu was-was dan tidak tenang.
Pembaca yang budiman..
Ada beberapa hal yang bisa mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hati, namun pada hakikatnya semua itu adalah dampak dari Aqidah yang baik.

1. Bersabar dan Jangan Marah.
Bersabar sulit bagi sebagian orang dan mudah bagi sebagian orang. Hal itu dikarenakan Aqidah mereka berbeda-beda. Seseorang yang memiliki Tauhid maka aka mudah untuk merealisasikan kesabaran dalam kehidupannya. Allah menjadikan kesabaran bagi seseoran yang bertahid sebagai tempat solusi dalam mengatasi masalahnya, ha ini sebagaimana yang Allah Firmankan dalam Al-Qura’an.

Hai orang-orang yang beriman, jadikan lah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(QS. Al- Baqoroh:153)

Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk meminta pertolongan dalam perkara dunia dan akhirat dengan kesabaran dan shalat. Selain itu, ayat yang mulia ini menunjukkan keutamaan orang yang bersabar yaitu mendapat ma’iyyah (kebersamaan) Allah.
Kebersamaan Allah disini bukan berarti Dzat Allah berada di mana-mana, di antaranya bersama orang yang sabar tersebut, karena telah jelas bahwa Allah berada di atas ‘Arsy sebagaimana dalam firman-Nya (yang artinya), “Tuhan Yang Maha Pemurah Yang bersemayam di atas ‘Arsy” (QS Thaaha : 5). Kebersamaan Allah dengan hamba-Nya yang disebutkan dalam Al-Qur’an memiliki 2 makna, yaitu yang bersifat umum dan bersifat khusus.
Kebersamaan Allah yang bersifat umum memiliki arti kekuasaan dan ilmu Allah yang meliputi hamba-Nya, sebagaimana dalam firman Allah (yang artinya), “Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Hadid : 4). Kebersamaan jenis ini berlaku umum untuk semua makhluk-Nya. Adapun kebersamaan pada ayat ini adalah bersifat khusus, yaitu kebersamaan dalam arti penjagaan dan pertolongan Allah ta’ala yang selalu menyertai hamba-Nya. Sehingga seluruh perkara yang dirasa berat, dengan pertolongan Allah akan terasa ringan dan mudah. Demikian keutamaan orang-orang yang bersabar. (Taisir Kariimirrahman – Syaikh As-Sa’di).
(Dikutib dari http://buletin.muslim.or.id/tag/sabar)

2. Berdo’a dan Berusaha
Sudah seharusnya seorang hamba banyak-banyak berdo’a kepada Allah, berdoa’a disaat lapang maupun sempit, disaat memiliki masalah maupun tidak. Itulah sifat seorang yang bertauhid, dia tidak hanya berusaha saja tapi juga dibarengin dengan do’a kepada Allah, begitu juga sebaliknya tidak dibenarkan seorang hamba hanya berdo’a tanpa usaha. Do’a dan Usaha adalah satu kesatuan yang wajib bagi seorang muslim lakukan dan terapkan dalam kehidupannya supaya ia bisa mendapatkan sebuah gelar yang mulia disisi Allah,yaitu Al-Mutawakkilin, orang-orang yang bertawakkal.


3. Meningkatakan Keimananan
Dengan cara apa kita meningkatkan keimana? Yaitu denga selalu mentaati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya. Memang benar keimanan seorang hamba terkadang bertambah dan terkadang berkurang. Bertambah disaaat dia mentaati perintah Allah dan menjauhi larangannya dan berkurang disaat perintah Allah dijauhi dan larangannya dilanggar. Rosulullah bersasabda:

“keimanan seoraang hamba itu bertambah dan berkurang, bertamba denga ketaatan dan berkurang denga bermaksiat”.

Keimanan adalah sebab yang denganya hati seorang hamba menjadi lapang dan bersinar, kalau ia beriman dengan keimanan yang benar kepada Allah, beriman akan adanya Allah, RububiyahNya, UluhiyahNya, nama-nama dan sifat-sifatNya dan beriman pula kepada para rasulnya, kitab-kitabnya, para nabinya, dan hari akhir dan juga pada takdir berupa takdir baik maupun jelek, maka dia telah menjadikan keimanannya diatas TAUHID.
Allah berfirman:

“Katakan, sesungguhnya Sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semuanya milik Allah penguasa alam semesta” (QS. Al-An’am:162
Ayat diatas telah menunjukkan bahwasannya kebahagian adalah ketika hati hanya terfokus kapada yang maaha satu Dialah Allah pencipta langit dan bumi, maka denga keimana kepadaNya akan tecipta ketenangan, ketentraman, kesejukan, cahaya dan sekaligus petunjuk yang senantiasa menerangi kehidupannya.
Allah berfirman:
“Orang-orang yang briman dan tidak mencampur adukkan keimanaannya denga kedholiman maka mereka akan mendapatkan ketenangan dan dia termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk”. (QS. Al-an’am:82)

Kedholiman disini berarti kesyirikan dan telah sah keterangan dari Rosulullah tentangnya.
(dikutib dari makalah khutbah jum’at, oleh Al ustadz Dzulqornain Al-makasary)

4. Hendaklah seorang muslim yang bertauhid memperbanyak dzikir, karena dzikir merupakan penangkal ampuh dari godaan-godaan Syaithon. Hal ini sebagaimana yang Allah firmankan dalam Al-Qura’an:


وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيطَـٰنِ نَزۡغٌ۬ فَٱستَعِذۡ بِٱللَّهِ‌ۖ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلعَلِيمُ
“ Dan Jika Syaithan mengganggumu dengan suatu ganguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Fushilat:36)
Dan didalam sebuah Hadist disebutkan, diantaranya adalah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shalat dalam Shahihnya, Bahwa Suhail bin Abi Shalih bercerita, “Suatu hari Bapakku mengutusku pergi kekabilah Bani Haritsah maka akupun pergi bersama seseorang teman.Tiba-tiba terdengar suara memanggil-manggil nama temanku dari balik sebuah tembok. Dan ketika temanku melihat ke balik tembok tempat suara tadi berasal, ia tidak mendapati seseorangpun disana. Maka sepulangnya kami kerumah aku ceritakan kejadian ini kepada bapakku, dan dia berkata:” seandainya akau tahu bahwa kamu akan mengalami kejadian ini tentu aku tidak akan mengutusmu, tapi apabila kamu mendengar suara maka kumandangkanlah adzan, karena aku mendengar Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu membawakan hadits dari nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “ Sesungguhnya syaithan apabila terdengar panggilan shalat (adzan) lari tungang langgang.”
Wallahu ‘Alam Bisshowab
Abdurrohim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar